Pernah nggak, WiseSob, terpikat sama iklan yang langsung bikin penasaran, lalu merasa “gue banget”, dan akhirnya klik beli tanpa mikir dua kali? Itu bukan kebetulan, lho. Banyak konten pemasaran yang memikat seperti itu ternyata menggunakan formula AIDA—strategi klasik yang masih jadi andalan hingga hari ini, bahkan oleh brand-brand besar dan tim digital marketing profesional.

Apa Itu AIDA dan Asal Usulnya

AIDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Ini merupakan formula dalam dunia copywriting dan marketing yang sudah eksis sejak lama, tepatnya sejak tahun 1898, ketika Elias St. Elmo Lewis pertama kali mengenalkan kerangkanya. Meskipun usianya lebih dari satu abad, konsep ini masih sangat relevan digunakan hingga sekarang karena menyentuh alur psikologis alami manusia dalam mengambil keputusan.

Struktur AIDA membantu WiseSob menyusun konten yang lebih terarah dan strategis. Daripada menulis secara asal, formula ini memberikan panduan runtut untuk membuat pembaca tertarik, kemudian terhubung secara emosional, dan akhirnya terdorong melakukan aksi. Misalnya, kita mulai dengan menarik perhatian, lalu membangun minat lewat manfaat, menggugah keinginan, hingga mengajak mereka melakukan tindakan seperti membeli atau mendaftar.

Yang menarik, AIDA bisa diterapkan di berbagai jenis konten: dari iklan digital, halaman produk, email marketing, hingga caption media sosial. Dengan kata lain, ini adalah alat bantu berpikir yang bisa dipakai siapa saja untuk menghasilkan pesan yang lebih mengena.

Attention: Merebut Perhatian di Detik Pertama

Langkah pertama dalam strategi AIDA adalah Attention—menarik perhatian pembaca secepat mungkin. Dalam dunia digital yang penuh distraksi, WiseSob cuma punya waktu beberapa detik untuk bikin orang berhenti scroll. Karena itu, headline memegang peran super penting. Judul yang menarik, provokatif, atau bikin penasaran bisa jadi pembuka gerbang interaksi yang sukses. Misalnya, pertanyaan seperti “Kamu Masih Posting Tanpa Strategi?” langsung menantang pembaca untuk berpikir, “Eh iya, emang gue udah punya strategi belum ya?”

Selain itu, penggunaan angka konkret juga terbukti efektif. Contoh lainnya: “97% Orang Tidak Menyadari Ini Saat Bikin Konten”—headline semacam ini memicu rasa ingin tahu dan membuat pembaca merasa ada sesuatu yang harus segera mereka ketahui. Visual yang kuat, warna kontras, atau elemen desain yang mencolok juga bisa mendukung momen “stop and look” ini. Intinya, tahap Attention adalah soal menciptakan kejutan kecil yang cukup kuat untuk menghentikan scroll dan memulai ketertarikan.

Interest: Bangun Ketertarikan Emosional dan Logis

Elemen Interest dan Desire dalam konten membantu pembaca merasa terhubung secara emosional dan logis
Dibantu oleh AI – Elemen Interest dan Desire dalam konten membantu pembaca merasa terhubung secara emosional dan logis

Setelah berhasil menarik perhatian, langkah berikutnya adalah membangun ketertarikan—bagian yang membuat pembaca bertahan dan lanjut membaca. Di tahap ini, WiseSob nggak cukup hanya menyebut fitur produk atau layanan, tapi harus fokus ke manfaatnya. Misalnya, jangan cuma bilang “tools ini bisa menjadwalkan konten,” tapi jelaskan, “tools ini bikin kamu bisa santai di akhir pekan karena semua postingan sudah otomatis tayang.”

Sisipkan sedikit cerita atau masalah yang relate dengan keseharian audiens. Contoh sederhana: “Kamu pernah nggak, begadang tiap malam cuma buat mikirin caption karena takut nggak dapet engagement?” Kalimat seperti ini bikin pembaca merasa dipahami, seolah-olah konten ini sedang ngobrol langsung dengan mereka.

Gunakan bahasa yang natural dan membumi agar mereka merasa, “Wah, ini gue banget.” Saat pembaca mulai merasa terhubung secara emosional dan logis, kemungkinan mereka untuk lanjut membaca (dan akhirnya tertarik beli atau klik) jadi jauh lebih tinggi. Itulah inti dari tahap Interest dalam AIDA.

Desire: Buat Pembaca Ingin Punya atau Coba Sekarang

Kalau perhatian dan ketertarikan sudah terbangun, saatnya masuk ke tahap Desire—bagian yang bikin WiseSob benar-benar ingin mencoba atau memiliki produk yang ditawarkan. Gunakan bahasa yang menggugah imajinasi dan emosi. Misalnya, “Bayangkan kalau kamu bisa menjadwalkan semua konten seminggu penuh hanya dalam 10 menit,” atau “Rasakan betapa tenangnya kamu saat semua promosi jalan otomatis tanpa harus begadang tiap malam.”

Di tahap ini, penting untuk menyisipkan elemen pembuktian. Testimoni dari pengguna lain, studi kasus singkat, atau data statistik bisa jadi amunisi kuat untuk membangun kepercayaan. Contoh: “97% pengguna kami melaporkan peningkatan interaksi hanya dalam dua minggu pertama.” Ini bikin pembaca berpikir, “Kalau mereka bisa, kenapa gue nggak?”

Jangan lupa gunakan kata-kata eksklusif yang menambah rasa urgensi, seperti “promo terbatas hanya bulan ini” atau “hanya untuk 50 pendaftar pertama.” Desire adalah tentang memicu rasa ingin memiliki—dan di sinilah konten WiseSob mulai benar-benar berdampak.

Action: Dorong Mereka Untuk Bergerak

Setelah membangun keinginan, langkah terakhir dalam AIDA adalah Action—mengajak pembaca melakukan tindakan yang diinginkan. Di titik ini, WiseSob harus menyajikan ajakan bertindak atau CTA (Call to Action) yang jelas, spesifik, dan mudah diikuti. Jangan hanya bilang “klik di sini,” karena itu terlalu pasif dan nggak menggugah. Lebih baik gunakan frasa seperti “Coba Sekarang,” “Dapatkan E-book Gratis,” atau “Konsultasi dengan Tim Kami Hari Ini.”

CTA yang kuat membuat pembaca tahu persis apa langkah selanjutnya, tanpa kebingungan atau keraguan. Bahkan kalimat sesederhana “Mulai Gratis Hari Ini” bisa sangat efektif jika ditaruh di tempat yang tepat dan dengan desain mencolok.

Tambahkan juga sedikit urgensi agar pembaca terdorong segera bertindak. Misalnya, “Promo hanya berlaku sampai Jumat,” atau “Terbatas untuk 25 orang pertama.” Unsur tekanan waktu seperti ini bisa meningkatkan konversi secara signifikan. Pada akhirnya, semua upaya di tahap A, I, dan D akan sia-sia kalau tidak diakhiri dengan A yang kuat dan jelas.

Cara Menerapkan AIDA dalam Konten Sehari-hari

AIDA bukan cuma teori yang berlaku di buku marketing, tapi bisa banget WiseSob terapkan langsung di konten sehari-hari. Misalnya, dalam satu caption Instagram, kita bisa mulai dengan Attention lewat kalimat seperti “Masih bingung cara ningkatin followers?” Lanjut ke Interest dengan menjelaskan masalah umum: “Banyak akun bagus tapi nggak berkembang karena nggak punya strategi.” Bangun Desire dengan menawarkan solusi: “Bayangkan kalau konten kamu bisa menjangkau ribuan orang tiap hari.” Terakhir, akhiri dengan Action: “Coba tools ini sekarang, gratis 7 hari!”

Begitu juga di landing page jasa. Gunakan judul yang menggoda, deskripsi yang membahas masalah calon klien, beri testimoni atau studi kasus, lalu akhiri dengan tombol CTA seperti “Konsultasi Sekarang.”

Dalam email promosi produk, struktur AIDA membuat isi pesan lebih fokus dan meyakinkan. Tips cepat dari kami: mulai dulu dari membuat headline (A) dan CTA (A), baru isi bagian Interest dan Desire di tengahnya. Formula ini bikin konten kamu lebih terarah dan hasilnya jauh lebih terasa.

AIDA vs Formula Lain: Kenapa Masih Efektif

Di antara banyak formula copywriting yang muncul belakangan ini, AIDA tetap jadi salah satu yang paling efektif dan tahan zaman. Alasannya sederhana: AIDA itu singkat, mudah diingat, dan bisa dipakai di berbagai jenis konten. Mulai dari caption media sosial, landing page, sampai presentasi pitching pun bisa menggunakan kerangka ini tanpa terasa kaku. Bahkan kalau WiseSob baru belajar menulis copy, AIDA adalah formula yang paling ramah untuk dipelajari dan langsung dipraktikkan.

Meskipun tergolong klasik, AIDA masih relevan karena menyentuh elemen dasar dari psikologi manusia—kita tertarik oleh perhatian, kita fokus saat merasa relate, kita ingin sesuatu yang menyelesaikan masalah, dan kita cenderung bergerak jika diajak dengan cara yang tepat. Pola ini nggak berubah, meskipun medianya berubah-ubah.

Bahkan banyak marketer profesional tetap mengandalkan AIDA karena strukturnya membantu menghindari tulisan yang ngelantur. Dengan AIDA, pesan yang disampaikan terasa lebih runtut dan powerful. Jadi, tak perlu ragu untuk terus pakai formula ini dalam strategi konten harian WiseSob.

Kesimpulan

AIDA bukan sekadar teori lama yang usang, tapi alat bantu berpikir yang sangat praktis untuk membuat konten yang terstruktur, engaging, dan punya arah jelas. Dengan mengikuti alur Attention, Interest, Desire, hingga Action, WiseSob bisa menciptakan tulisan yang lebih meyakinkan dan berdampak, tanpa harus bingung mulai dari mana. Di WiseWebster, kami pun masih setia menggunakan formula ini sebagai pondasi saat menyusun landing page, iklan digital, hingga strategi copywriting kampanye besar. Jadi, kenapa nggak coba terapkan AIDA di kontenmu berikutnya dan rasakan sendiri perbedaannya?

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.